Masa SMP dulu, saya tertular kakak saya yang hobi membaca buku cerita. Bacaannya Lima Sekawan, novel remaja fiksi karya penulis perempuan dunia, Enid Blyton. Karena sering melahap cerita detektif itu, saya ketagihan cerita misteri. Lanjut di masa SMA, bacaan saya tetap novel misteri, salah satunya karya Agatha Christie.
Belakangan, saya kemudian kenal novelis Indonesia seperti Mira W., Marga T., NH Dini, Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, Dewi Lestari, dan lainnya. Tidak semua karya mereka saya baca, karena sebagian ceritanya bukan genre favorit saya. Tapi saya familiar karena buku-bukunya banyak terpajang menghiasi rak-rak toko buku.
Apa persamaan di antara penulis novel yang saya sebut di atas? Mereka semuanya perempuan. Ada banyak juga novelis laki-laki, tapi mayoritas penulis buku-buku cerita best seller nampaknya adalah kaum hawa.
Hal senada diungkapkan oleh Kirana Kejora dalam Talkshow "Perempuan dan Menulis" pada Festival Perempuan Indonesia yang digelar oleh komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) dalam rangka HUT IIDN yang ke 11. Menurut writerpreneur yang akrab disapa Mbak Key ini, 75% penulis Indonesia adalah perempuan. Ini artinya, perempuan punya potensi besar untuk jadi penulis hebat.
Talkshow Perempuan Menulis adalah gelar wicara perdana dalam rangkaian acara Festival Perempuan Indonesia 2021. Sebagai narasumbernya, ada Kirana Kejora (writerpreneur, book selling author, publisher consultant, scriptwriter) yang hadir bersama Ketua Umum Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis, Widyanti Yuliandari. Talkshow sarat manfaat ini berlangsung pada 29 Mei 2021.
Tips Menjadi Penulis/Writerpreneur
Mbak Key pada kesempatan tersebut membagikan banyak ilmu berdasarkan pengalamannya menulis buku selama belasan tahun. "Penulis itu modal utamanya adalah niat dan berani. Berani untuk belajar, jangan cepat puas," tutur Mbak Key memberi tips untuk menjadi penulis buku yang berhasil.
Tips lainnya menjadi writerpreneur disampaikan oleh Mbak Key, yaitu:
1. Buat goal bahwa siapapun bisa menikmati buku yang kita tulis. Jadi jangan hanya ditargetkan untuk dibaca oleh komunitas.
2. Menulislah dengan hati, menulis untuk kebaikan. Karena buku adalah legacy (warisan), maka wariskan hal yang baik.
3. Penulis itu periset. Lakukan riset dari berbagai sumber untuk menghasilkan tulisan yang berbobot.
4. Belajarlah pada praktisi yang terjun langsung di dunia kepenulisan.
5. Tagline sebuah itu buku penting. Maka harus dipikirkan tagline yang menjual.
6. Alur novel yang bagus yaitu: logis, ada suspend (menggantung) yang membuat penasaran dan ada surprise (kejutan).
7. Penulis itu seperti ibu. Setelah melahirkan tulisan atau buku, jangan ditinggalkan melainkan harus dirawat dan dijaga sampai besar.
8. Branding diri (promosi) itu perlu sejak awal (pra produksi). Bukan hanya setelah launching (pasca produksi)
Konsep writerpreuneur, menjaga buku sampai besar. Karena buku itu anak, harus disayang - Kirana Kejora
Mbak Key mengamati, buku-buku dengan tema kembali ke rumah, umumnya akan diberi jalan panjang, karena bersifat universal. Dan jika ingin menulis buku yang laku di pasaran, tema cerita yang disarankan adalah : drama keluarga, drama percintaan, unsur religi, unsur komedi (satir).
Mbak Key dan Bu Ketu pada Talkshow Perempuan & Menulis
Itulah catatan penting yang didapat dari penuturan Mbak Key, writerpreneur yang telah telah melahirkan 160-an buku, yang beberapa di antaranya telah difilmkan.
Program dan Strategi IIDN
Sementara itu, Ketua Umum IIDN Widyanti Yuliandari pada kesempatan yang sama memaparkan berbagai program dan strategi IIDN untuk memberdayakan anggotanya lewat menulis.
Bu Ketu, panggilan sayang keluarga IIDN untuk Ketua Umumnya, didapuk memimpin komunitas beranggotakan lebih dari 22 ribu perempuan ini sejak tahun 2017. Di bawah komando Bu Ketu, IIDN tidak tanggung-tanggung membuat program yang memfasilitasi para anggotanya untuk menulis dan berkembang.
Di bidang pelatihan, IIDN acap kali menyelenggarakan kursus/training kepenulisan. Ada kelas pelatihan "Menulis dari Nol", "Menulis Buku Solo". Ada pula program kegiatan penulisan yang dikombinasikan dengan healing, seperti "Semeleh" yang berlangsung bulan Ramadhan yang lalu, dipandu oleh coach dan psikolog ahli di bidangnya.
Di bidang promosi, IIDN memiliki Tim Mitra Jenama beranggotakan 30-an blogger dan instragamer. Tim ini bertugas melakukan review buku, dan mempromosikan buku-buku IIDN untuk membantu branding dan marketing. IIDN juga sering mengadakan giveaway, challenge, dan kegiatan lain berhadiah buku-bukunya.
Beberapa Buku Antologi IIDN
(gambar: IG @ibuibudoyannulis)
Selain itu, ada banyak juga peluang kerjasama untuk blogger. Menurut Bu Ketu, kesempatan kerjasama dari berbagai brand/instansi untuk para blogger cenderung semakin meningkat. Tidak hanya puluhan, tapi kini dibutuhkan hingga ratusan blogger pada setiap event kerjasama.
Menulis itu membukakan banyak pintu-pintu kebaikan - Widyanti Yuliandari
Selama 11 tahun IIDN berkarya, seluruh aktivitas komunitas dimaksudkan untuk memberdayakan para anggota komunitasnya. Karena dengan menulis, kita jadi terlatih untuk berfikir terstruktur, analitis, dan berkembang. "Ekspektasinya, anggota IIDN berkembang menjadi penulis yang baik. Memberikan benefit minimal untuk mengembangkan dirinya sendiri," ujar Bu Ketu berharap.
Sumbangsih IIDN untuk Perempuan
Acara lainnya pada Festival Perempuan IIDN selama Mei-Juni ini adalah :
- Parade Buku
- Talkshow Perempuan dan Lingkungan
- Talkshow Perempuan dan Kekuatan Diri
- Beauty Class
- Kompetisi Instagram dan kompetisi penulisan.
Meski seluruh acara dikemas secara daring, namun itu sama sekali tidak mengurangi keseruan dan antusiasme peserta dalam mengikuti acara. Apalagi karena di sepanjang acara banyak bertabur hadiah menarik.
Rangkaian acara Festival Perempuan ditutup pada 19 Juni 2021. Puncak acara ini menampilkan blogger dan penulis: Damar Aisyah, Mugniar Marakarma, dan Wiwin Pratiwanggini yang berbagi cerita pengalaman mereka menyambut peluang literasi digital. Selain itu, hadir pula Bu Ketu bersama pendiri IIDN, Indari Masturi.
Indari Masturi - Pendiri IIDN
Teteh Indari pada acara tersebut berkisah tentang napak tilasnya mendirikan komunitas ibu-ibu ini pada Mei 2010. Tujuan dibentuknya komunitas ini menurut pendirinya adalah agar perempuan saling terdorong untuk lebih kuat, lebih hebat, lebih produktif dan menghasilkan. Mengharukan sekaligus mengagumkan, mengingat dari IIDN telah lahir para penulis baru, yang dari situ mereka berkembang dan memperoleh penghasilan.
Tulisan adalah sesuatu yang paling abadi. Jika saya sudah tidak ada, yang mengekalkan saya adalah tulisan-tulisan saya - Indari Masturi
Sumbangsih IIDN tampak all out dan serius dalam menggarap potensi perempuan di bidang kepenulisan. Saya pribadi yang baru bergabung setahunan di IIDN, merasakan banyak pencerahan dan semangat baru setelah mengikuti acara Festival Perempuan, maupun hanya dengan mengamati aktivitas IIDN setiap hari.
Komunitas ini memiliki banyak aktivitas yang dapat diikuti melalui media sosialnya sehari-hari. Di antaranya ada program rutin berbasis Facebook Grup yang membagikan ilmu dan tips kepenulisan dengan tema berbeda-beda setiap harinya, yaitu: #SeninSemangat, #SelasaBlog. #RabuBuku, #KamisKuis, #JumatFIKSI dan #SabtuPUEBI. Tak hanya di FB, pengetahuan ini pun dapat disimak di Instagram @ibuibudoyannulis.
Salah satu posting di FB IIDN
IIDN juga terus memfasilitasi penulisan, penerbitan, dan pemasaran buku antologi anggotanya secara indie. Selain itu, IIDN bekerjasama dengan berbagai pihak untuk penulisan buku, kampanye digital maupun dengan melibatkan para blogger.
Program-program IIDN komplit untuk semua kalangan. Mulai dari newbie yang baru belajar menulis, untuk yang haus pengetahuan, yang ingin menambah pengalaman, yang ingin bertumbuh dan produktif, juga bagi yang ingin memperoleh penghasilan dari menulis. Sebagaimana yang Bu Ketu lontarkan pada acara talkshow silam: "Kurang apa lagi... Coba?"
Jaya terus IIDN! Semoga sukses menebar kebaikan lewat segala aktivitasnya.