Jumat, 28 Februari 2025

Pengalaman Cek Kesehatan Gratis, Kado Ultah Ibu

28 Februari 2025.

Hari ini ibuku ulang tahun ke 85. Barakallaahu fii umrik... Alhamdulillah, semoga sehat wal afiat terus ya Ibu, Eyang tersayang. 

Biasanya, saat Ibu ultah kami sekeluarga anak cucu Ibu, kumpul makan-makan dan berdoa bersama, bisa di rumah atau di rumah makan. Kebersamaan simpel seperti itu saja jadi kebahagiaan tersendiri bagi Ibu. 

Tapi ada yang berbeda pada milad Ibu tahun ini. Yup Ibu dapat kado ulang tahun dari Pemerintah, berupa cek kesehatan gratis tis.. Sebenernya, cek kesehatan bukan hal yang baru buat Ibuku. Ibu adalah orang yang aware dengan kesehatannya sendiri, dan selalu cek darah mandiri di laboratorium minimal setahun 2 kali. 

"Cek lab enggak usah nunggu sakit", ujar ibu mengajarkan kami. Menurut ibu, deteksi dini penyakit jauh lebih baik dari pada pengobatan setelah menderita penyakit. 

Qadarullah tgl 28 Februari ini jatuhnya hari Jumat. Rencana mau Cek Kesehatan Gratis (CKG) hari Sabtu tidak jadi karena Sabtu itu hari pertama puasa Ramadhan. 

Aku yang mengantar Ibu CKG awalnya merasa H2C (harap-harap cemas), karena lokasi yang ditunjuk untuk pemeriksaan cek kesehatan itu hanya Puskesmas. Tidak ada pilihan CKG di Klinik seperti Fasilitas Kesehatan pertama BPJS. 

Puskesmas? Mmm.. Kapan ya terakhir ke Puskesmas? Lewat doang sih sering, sambil melihat antrenya orang-orang yang berobat di sana. Tapi, karena ibu yang semangat '45 untuk CKG di hari lahirnya, aku bela-belain cuti kantor deh tuk nganter ke Puskesmas.
 

Cara Daftar Cek Kesehatan Gratis

Untuk yang belum tau, CKG adalah program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dan mengurangi beban penyakit yang bisa dicegah (sumber: kemenkes.go.id). 

CKG menjadi kado ultah dari negara kepada masyarakat Indonesia dan sudah dimulai sejak 10 Februari 2025 yang lalu. Jadi, setiap warga negara yang berulang tahun, berhak memiliki tiket cek kesehatan gratis pada tanggal ulang tahunnya, dengan masa berlaku hingga 30 hari setelah ultah.

Masyarakat yang bisa mendapatkan CKG ini mulai dari bayi/balita, remaja, dewasa, hingga lansia. Untuk anak/remaja usia sekolah (7-17 tahun), kabarnya CKG akan dilaksanakan di sekolah-sekolah pada Juli 2025.

Berikut cara Ibu memperoleh CKG di Puskesmas:
  1. Unduh aplikasi Satu Sehat Mobile di ponsel, isi profil. Fyi, aplikasi ini merupakan pengganti aplikasi PeduliLindungi yang sudah almarhum. Jika kita pernah pakai PeduliLindungi saat zaman Covid-19 dulu, record vaksinasi dan sertifikatnya masih dapat ditemukan di Satu Sehat Mobile.
  2. Setelah mengisi profil, cari fitur Pemeriksaan Kesehatan Gratis. 
  3. Klik tiket pemeriksaan untuk mendaftar 
  4. Pilih lokasi Puskesmas dan tanggal kedatangan (maksimal H+30 setelah tanggal ultah) 
  5. Datang ke Puskesmas pada hari yang telah di-booking di tiket.
Gampang banget kan?
Oya di aplikasi Satu Sehat Mobile, kita juga dapat mendaftarkan anak atau keluarga untuk CKG. Jadi aplikasinya cukup dari 1 ponsel untuk mendaftarkan beberapa orang.

Aplikasi Satu Sehat Mobile & Fitur untuk Daftar CkG

Alternatif pendaftaran CKG lainnya adalah melalui chatbot WhatsApp di nomor 081110500567. Atau, untuk yang tidak memiliki ponsel, bisa juga langsung daftar ke Puskesmas di hari ultahnya. 

Pendaftaran ke Puskesmas tak harus sesuai domisili lho. Bisa pilih Puskesmas beda kecamatan atau bahkan Puskesmas beda kota dengan yang tercantum di KTP, jika kita sedang berada di luar kota.

Ibuku pilih Puskesmas terdekat dan sesuai dengan area KTP, yaitu Puskesmas Bogor Timur.


Akhirnya ke Puskesmas

Saat tiba jadwal CKG Ibu di Puskesmas, itu sebenarnya adalah momen langka, karena sudah berpuluh tahun kami tidak menginjakkan kaki di faskes primer itu hehe...

Datang pukul 7.20 karena khawatir antre, saat itu pengunjung Puskesmas sudah banyak yang datang (sekitar 10-12 orang) dan tampak mengerumuni seseorang yang sedang membagikan nomor antrean. Sementara pintu masuk Puskesmas belum dibuka.

Pintu masuk Puskesmas

"Lansia, balita, ibu hamil, laboratorium, gigi, yang sudah daftar online...", seru orang yang mengangkat tangannya membagi-bagikan tiket nomor. Ternyata pembagian nomor antrean dipisah sesuai kategorinya, dibedakan dengan huruf di depannya. A001, C002, F003, dst. Mirip sih dengan di rumah sakit swasta yang membedakan kode nomor antrean pasien reguler, pasien asuransi, pasien BPJS, dll. Tapi kok metodenya berkerumun rebutan gitu? 

Ada kursi tunggu di halaman Puskesmas, so aku minta Ibu duduk di situ sambil menunggu aku ambil nomor antrean.

"Cek Kesehatan Gratis pak, ambil di sini juga nomornya?" tanyaku agak berteriak di tengah kerumunan.

"Itu nanti langsung aja kalau udah ada petugasnya," jawab si Bapak yang membuatku langsung mundur dari kerumunan. Aku pun duduk di sebelah ibu, menunggu pintu masuk Puskesmas terbuka.

Jam 8 kurang 10 pintu dibuka, di dalam ruangan masih tampak sedang dibersihkan. Ada mesin tiket nomor yang letaknya di dekat pintu masuk, dan ada petugas yang berdiri di sebelahnya.

Aku perhatikan beberapa orang yang baru datang (tapi mungkin udah biasa berobat di situ), menghampiri petugas itu di dalam, meminta nomor. Owh hmm.. ternyata kerumunan tadi hanya untuk membagikan nomor buat yang datang pagi banget sebelum pintu dibuka.  

Penasaran, aku masuk menghampiri si petugas tiket. Saat bilang cek kesehatan gratis, petugas itu tanya apakah sudah daftar di aplikasi. Karena sudah daftar, aku langsung diberikan tiket nomor: G002, yang berarti antrean kedua untuk CKG. Ada skrining mandiri di aplikasi Satu Sehat dan petugas itu mengarahkan aku untuk mengisinya. 

Aku baru tau kalau lansia menjadi prioritas pertama di Puskesmas. "Lansia silahkan masuk, lanjut nomor A1 sampai A10 masuk", sahut petugas mempersilakan pasien masuk saat pukul 8 lebih sedikit. Kami pun masuk.

Kesan Puskesmas zaman dahulu berubah setelah kami melangkah masuk. Ruangannya ber-AC, bersih dan rapi tertata. Ada papan petunjuk di sisi atas menandai bagian/poli di Puskesmas ini. 

Dari pintu masuk terlihat meja pendaftaran dan tangga ke lantai 2. Kursi tunggu pasien berbaris rapi di kanan kirinya. Kursi khusus prioritas ada di barisan paling depan kursi tunggu itu. Mantap deh, Puskesmas ini kini nyaman, serta ramah lansia, ibu hamil dan penyandang disabilitas. 

Ruang tunggu Puskesmas, ada kursi prioritas

Tahapan Cek Kesehatan Gratis

Nomor antrean dipanggil dengan mesin dan tampak di layar TV. Baru duduk sebentar, nomor Ibu dipanggil ke meja pendaftaran dan diminta menyerahkan KTP. Petugas juga memberi form lembaran yang harus diisi. "Setelah diisi nanti ke sini lagi ya, tuker dengan KTP-nya", ujar petugas. 

Aku bantu Ibu isi form, yang isinya kurang lebih sama dengan data diri dan pertanyaan skrining di aplikasi. Setelah selesai, kami diminta menunggu nama Ibu dipanggil meja periksa. Letaknya di depan meja pendaftaran. 

Meja periksa di depan ruang dokter khusus lansia

Nama Ibu dipanggil tak berapa lama, lalu di meja itu Ibu dicek tensi, BB/TB, dan lingkar perut, Selanjutnya menunggu dipanggil dokter di ruangannya yang ternyata khusus pasien lansia. Lima menit kemudian nama Ibu dipanggil lagi, kali ini oleh dokter, untuk masuk ruang periksa. 

"Selamat ulang tahuun... ", sapa Bu Dokter dengan ramah saat kami masuk ruangan. Ibu tertawa kecil lalu mengucapkan terima kasih. Dan, cek kesehatan pun dimulai. 

Beberapa tes kesehatan yang dilakukan di ruang dokter umum untuk lansia adalah sebagai berikut:
1. kesehatan jiwa : ditanya-tanya soal perasaan, kecemasan atau kegelisahan
2. motorik kasar : diminta untuk duduk bangun dari kursi serta mengangkat satu kaki bergantian
3. daya ingat : diberikan 3 kata, lalu diminta menyebutkan kembali kata-kata tersebut selang beberapa waktu
4. motorik halus : diminta untuk menggambar
5. pendengaran: dites apakah mendengar bisikan
6. cek mata : pemeriksaan langsung dengan senter
7. pertanyaan mengenai riwayat penyakit pribadi dan keluarga (hepatitis, diabetes, kanker, jantung, kolesterol, TBC), serta penyakit yang baru diderita 3 bulan terakhir
8. pertanyaan mengenai lifestyle (merokok, olahraga, pola makan). 

Sekitar 20-30 menit Ibu dicek di ruang dokter umum ini. Setelah tes-tes tersebut dilakukan dan datanya diinput langsung via komputer, dokter membuat 3 surat pengantar, yaitu untuk:
1. cek darah
2. cek gigi, dan 
3. tes EKG (elektro kardiografi) 
Dokter mengarahkan, setelah keluar hasilnya, Ibu diminta balik lagi untuk konsultasi. 

Cek darah dilakukan di laboratorium yang  letaknya di belakang Puskesmas. Ada ruang tunggu tersendiri untuk masuk lab, menunggu namanya giliran dipanggil. Pemeriksaan darah yang dilakukan meliputi gula puasa, kolesterol, HDL dan LDL. Waktu menunjukkan pukul 9.35 dan hasil lab bisa diambil pukul 11.30.

Ruang tunggu lab, difoto dari dalam

Dari laboratorium ibu menuju ruang tindakan untuk dites EKG. Posisi ruangannya di tengah-tengah, di sebelah apotek. Namun, petugas di ruang tindakan mengarahkan Ibu untuk ke ruangan lain, yang berada di belakang atas, dekat dengan laboratorium tadi. Tidak ada orang dalam ruangan itu, dan kami diminta menunggu. 

Agak lama kami menunggu karena infonya petugasnya sedang memeriksa calon  haji. Sekitar setengah jam kemudian, datang petugas yang akan melakukan EKG. Tesnya sendiri tidak sampai 10 menit selesai,  dengan oleh-oleh kertas grafik rekam jantung. 

Ruang periksa EKG

Setelah EKG, kami lanjut ke Poli Gigi. Ibu langsung dipersilakan masuk, duduk di kursi tunggu (hanya ada 2 kursi), meskipun sedang ada perawatan pasien di sana. Ada 2 bed khusus untuk tindakan/ perawatan gigi di poli ini. Setelah salah satu pasien selesai, Ibu diminta tiduran di bed untuk diperiksa. 

Pemeriksaan gigi di sini ternyata hanya untuk melihat/observasi kondisi gigi dan gusi. Perawat gigi menuliskan hasil pemeriksaannya di kertas surat pengantar. Selesai, dalam 5 menit ;-). Saking cepetnya, ibu sampai harus diinfo 2 kali kalau pemeriksaan giginya sudah selesai. "Sudah selesai di sini ya bu, ayo Ibu bangun", kata mbak Perawat melihat Ibu yang masih tiduran aja. 

Poli gigi

Waktu itu sekitar pukul 10.30 dan kami harus menunggu hasil cek lab sejam lagi. Akhirnya kami keluar Puskesmas untuk cari makanan/jajanan. Untunglah di sekitar Puskesmas Bogor Timur banyak penjual makanan (gerobak, warung dan rumah makan) karena dekat dengan sekolah SMA. Bahkan ada es krim durian viral lho di sebrang Puskesmas ini. 

Singkat cerita, setelah ambil hasil lab, Ibu kembali ke ruang periksa dokter dengan membawa semua hasil pemeriksaan di Poli lainnya itu. Dokter membacakan hasilnya, lalu merekomendasikan Ibu untuk pemeriksaan lebih lanjut ke Spesialis Mata dan Spesialis Penyakit Dalam. Hanya rekomendasi ya. Bukan memberi rujukan, karena CKG bukan pemeriksaan BPJS.  Jika ingin diberi rujukan dan pengobatan lanjutan gratis, Ibu harus daftar lagi dengan kepesertaan BPJS. 

Selesai, jam 12 kurang, pas sebelum Jum'atan. Total 4 jam lebih kami berada di Puskesmas untuk CKG. 

Kesimpulan 

Disclaimer: kesimpulan cerita ini berlaku sesuai pengalaman CKG di Puskesmas Bogor Timur. Di lokasi lain kemungkinan ada perbedaan.

Nah, kesimpulan dan kesan dari kado CKG di hari ultah Ibu ini bisa disimak berikut.
  • Ternyata Puskesmas sekarang cukup nyaman dengan sistem pelayanan tak kalah dengan rumah sakit besar, khususnya untuk Lansia. 
  • Sepertinya peminat CKG juga sedikit, atau yang ultah di bulan Januari-Februari gak banyak kah?? Jadi tak perlu khawatir antre panjang, karena nomor anteannya pun dipisah. 
  • Program CKG ini sebetulnya sangat bermanfaat dan cukup lengkap khususnya untuk lansia. Namun untuk beberapa hal test-nya terasa kurang akurat karena hanya tes melalui tanya jawab seperti riwayat hepatitis, kanker dan TBC. 
  • Cek Kesehatan Gratis bukan ditujukan untuk pengobatan, namun bila terdeteksi ada penyakit, Puskesmas akan memberikan obat standar gratis. Sedangkan jika perlu penanganan dokter spesialis dan minta rujukan, maka kita perlu daftar ulang dengan BPJS. 

So, berminat ikut CKG? Ini hak kita lho sebagai WNI. Info dari web Kemenkes, nilai CKG setara Rp 1,6 juta sampai Rp 2 juta! 

Btw, ada sedikit tips nih untuk yang mau CKG, hasil pengalamanku mengantar ibu:
  1. Pastikan sudah daftar di Aplikasi Satu Sehat sebelum datang. 
  2. Gunakan baju nyaman yang longgar agar mudah saat dicek darah dan EKG. 
  3. Datang pagi agar dapat nomor awal dan tidak terjebak dalam crowded-nya orang yang berobat. 
  4. Jangan lupa bawa masker. 
  5. Puasa makan sejak malam karena akan dites darah, salah satunya: gula puasa
  6. Bawa bekal makan/snack dan air mineral agar tidak kelaparan/kehausan sambil menunggu giliran
  7. Sediakan waktu seharian dan kesabaran, karena tidak dapat dipastikan selesainya kapan/berapa jam.
*** 

Minggu, 05 Januari 2025

Saputangan, di Manakah Kau Berada?

Kalau ada yang pernah pakai saputangan semasa hidupnya, berarti kemungkinan kita satu generasi.

Ini tulisan random sih, gegara beres-beres lemari lalu menemukan beberapa lembar kain kecil teronggok di pojokan. FYI, sesuai KBBI, kata "saputangan" ditulis menyambung, bukan terpisah ya. Ah, generasi sekarang apakah ada ya, yang kenal dengan selembar kain kotak serbaguna itu? Anakku yang Gen-Z aja taunya "lap", atau "handuk kecil" (karena berbahan handuk). 

Aku pribadi pernah jadi pengguna saputangan, tepatnya semasa sekolah dasar. Dulu ibu selalu menyiapkan saputangan untuk dibawa ke sekolah. Sesuai fungsinya, bekal saputangan itu dimaksudkan untuk mengelap mulut atau keringat. Pada masanya, saputangan juga berguna kalau sedang flu, untuk menutup mulut/hidung saat batuk atau bersin, atau untuk membuang ingus. Penggunaan saputangan ini long lasting alias bisa dipakai dan dicuci berkali-kali.

fungsi_saputangan
Saputangan untuk menyeka hidung

Warna, motif dan bahan saputangan saat itu macam-macam. Untuk anak-anak dibuat saputangan warna warni cerah atau bergambar berbagai macam karakter kartun. Aku ingat dulu pernah punya saputangan bergambar Tweety si burung kuning dan satu lagi bergambar Winny the Pooh. Lucu-lucu banget lho untuk dikoleksi. Saputangan untuk orang dewasa umumnya punya motif lebih kalem seperti garis, kotak-kotak, atau bunga-bunga di tepi kainnya.

Aku juga ingat ada beberapa jenis saputangan eksklusif berharga mahal. Ini biasanya karena diproduksi oleh brand ternama seperti LV, YSL, Pierre Cardin, Polo dan sebagainya. Ada lagi saputangan mahal produksi lokal karena berhias bordiran indah yang limited edition, atau berbahan sutra dengan hiasan eksklusif. Keren deh kalau punya saputangan mahal kayak gitu. 

Sayangnya, kain serbaguna itu kini hilang kepopulerannya. Pernah lihat orang pegang saputangan? Pasti saat ini jadi pemandangan yang langka. Iseng browsing di sebuah marketplace, masih banyak sih yang jual saputangan berbagai jenis. Berarti masih ada pembeli atau pemakai dong ya... Hmm. 

Aku memang tak pernah beli saputangan baru, tapi di rumah ada stok saputangan yang jarang dipakai. Beberapa yang lebih sering dipakai berbahan handuk, digunakan untuk lap keringat setelah olahraga, atau untuk mengompres saat anak demam. Sedangkan yang berbahan tipis, jarang sekali dipakai sendiri dan lebih sering dipinjam ibu saat beliau bepergian.

Mengapa disebut Saputangan

Tiba-tiba aja terllintas di kepala, kenapa sih disebut saputangan? Dari berbagai referensi, ada dua versi mengapa kain itu disebut saputangan.

Pertama, saputangan berasal dari kata sapu dan tangan. Seperti kita ketahui, sapu merupakan alat kebersihan. Begitu pula dengan saputangan yang menjadi alat kebersihan untuk membersihkan bagian tubuh, terutama tangan. Jadilah istilah saputangan.

Kedua, kata saputangan berasal dari kata saput dan tangan. Kata "saput" ada di KBBI artinya lapisan, penutup atau selaput. Dalam konteks ini, saputangan berarti penutup tangan atau lap tangan. Jadi kata saputangan merujuk pada kain yang digunakan untuk menutupi tangan. 

Di sisi lain, kata saputangan dalam bahasa Inggris yaitu handkerchief, berasal dari kata kerchief yang merupakan gabungan 2 kata bahasa Perancis: couvrir (artinya menutupi), dan chef (artinya kepala). Jadi kerchief adalah kain yang dipakai untuk menutupi kepala. Lalu, untuk membedakan saputangan yang kemudian banyak dibawa di saku, ditambahkan kata "hand". Sehingga maknanya handkerchief ini adalah kain penutup untuk menyeka tangan atau hidung.

handkerchiefs
Aneka warna saputangan

Fakta tentang Saputangan

Ada beberapa fakta menarik seputar saputangan yang berhasil aku kumpulkan. Cekidot yuk.
  • Saputangan sudah digunakan pada abad ke 85-87 SM sebagai penyeka keringat, namun terbuat dari jalinan rumput. Ini disebut-sebut dalam karya penyair Romawi kuno, Catulus. Abad ke-1 SM, baru muncul saputangan dari bahan kain yang digunakan oleh masyarakat kelas atas. 
  • King Richard II dari Inggris (1367-1400) disebut sebagai orang pertama yang menggunakan saputangan untuk membersihkan hidungnya.
  • Di Italia pada abad ke-14, muncul pertama kali saputangan dari rami yang dipotong bentuk bujursangkar kecil dan diberi renda-renda. Ini digunakan sebagai alat untuk bertutur sapa dengan cara melambaikan saputangannya.
  • Raja Henri II dari Perancis turut memberi andil penyebaran saputangan yang mahal dan eksklusif, dengan hiasan bordir yang mewah.
  • Saputangan sebagai tanda cinta diduga terinspirasi dari drama Otthelo yang digubah oleh  William Shakespeare pada 1603. 
  • Di Jerman pada abad ke-19, saputangan menjadi hadiah yang umum dari pria yang jatuh hati kepada wanita, atau sebaliknya. 
  • Mulai abad ke-19 pula saputangan menjadi asesoris tak terpisahkan dari gaya berbusana, seperti untuk diselipkan di kantong jas, atau pelengkap busana wanita.
saputangan_saku
Saputangan asesoris jas

  • Dilihat dari bahannya, saputangan  dapat menjadi simbol "kelas" penggunanya. Ini karena saputangan dapat terbuat dari berbagai bahan mulai dari yang mahal seperti sutra, wol, hingga yang murah seperti katun atau bahan handuk.
  • Cara melipat saputangan saku sempat menjadi trend fashion tersendiri yang dibuat oleh berbagai perancang busana.
melipat_saputangan
Contoh lipatan saputangan

  • Di Indonesia, saputangan juga terekam dalam berbagai karya seni. Misalnya, dalam novel karya Nur Iskandar (1944) yang berjudul Cinta Tanah Air, lagu karya Ismail Marzuki (1949) berjudul Saputangan dari Bandung Selatan, serta film besutan Fred Young (1949) berjudul Saputangan.
  • Memberi atau memperoleh hadiah saputangan sering dianggap tabu karena dimitoskan menjadi pertanda akan terjadi kesedihan atau perpisahan. 
  • Tahun 2023, film komedi horor Hanky Panky menceritakan Woody, nama sebuah saputangan berbicara, yang menjadi pahlawan dalam cerita tersebut.
Kesimpulannya apa? Ternyata oh ternyata, saputangan zaman dulu tergolong barang mewah yaa. Wah klo zaman itu udah ada perpajakan, bisa kena PPN 12% dong... Wkwkwk!

Eniwei, ada rasa sedih juga sih keberadaan sang saputangan sekarang tergeser oleh lembaran-lembaran tisu yang disebut lebih praktis. Pasalnya, jika dirunut lebih jauh, bahan kertas -termasuk tisu- itu kontra dengan pelestarian hutan, karena berasal dari kayu yang diperoleh dengan penebangan pepohonan di hutan. 

#tulisanperdana2025

*Sumber : Wikipedia, historia.id
  Pict. : Canva

Jumat, 27 September 2024

Pengalaman Sewa Apartemen, Alternatif Staycation di Surabaya

Akhirnya ya, Cemil menginjakkan kaki juga di Jawa Timur, setelah lama berandai-andai ingin napak tilas ke Banyuwangi. Tujuan utamanya sih nganter si sulung Zia yang kuliah di Surabaya, dan enggak sempat napak tilas juga. Tapi at least saya bisa ngicipin atmosfer Kota Pahlawan di Timur Jawa itu. Kayaknya bakal sering diulang deh, dengan alasan jenguk anak hehe..

Akhir Juli yang lalu saya mengantar Zia yang jadi mahasiswa baru di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Perjalanan ke sana sudah dirancang jauh-jauh hari, dengan memperhitungkan budget sehemat mungkin. Akhirnya diputuskan pulang pergi naik kereta. Untuk penginapannya, meskipun ada beberapa saudara di Surabaya, tapi saya memilih mendekati kampus Zia di Unesa Lidah Wetan, Surabaya Barat. Setelah melalui serangkaian riset (taelah..), pilihan saya menginap di apartemen. 

Ini pengalaman pertama saya menginap di apartemen. Biasanya ya langsung aja cari hotel dekat lokasi. Sebenernya bukan staycation ya seperti judul di atas. Lebih tepatnya ini apartemen buat tempat nginep/tidur aja. Tapi, setelah merasakannya, ternyata bisa juga kok jadi rekomendasi staycation.

Perdana, Booking Apartemen via Travelio

Dengan berbagai pertimbangan, saya pilih Apartemen Tanglin Supermall Mansion. Jaraknya kurang lebih 2 km dari Unesa. Pesannya via aplikasi Travelio.

Saat saya riset (browsing-googling) cari-cari opsi penginapan, eh! ternyata nemu aplikasi khusus sewa menyewa apartemen yang bisa sewa harian. Sebenernya udah pernah tau aplikasi Travelio ini, tapi dikira hanya untuk jual beli dan sewa apartemen tahunan aja. Setelah cek berbagai ulasannya, okelah diputuskan coba booking via aplikasi Travelio. 

Cari unit apartemen via aplikasi ini tak sulit. Setelah daftar dengan menggunakan email dan nomor ponsel, tinggal searching lokasi/daerah yang dituju. Jangan lupa masukkan tanggal periode menginap dan klik sewa harian. 

Langsung muncul tuh deretan pilihan unit-unit apartemen, lengkap dengan harga, gambar, lokasi, fasilitas, dan ulasannya. Ada diskon ekstra juga kalau periode menginap 4 hari atau lebih.

Ada sedikit pengalaman baru nih booking via Travelio. Ternyata, selain bayar harga sewa unit/kamar, penyewa juga diwajibkan membayar uang deposit sebesar Rp300.000. Uang ini tidak perlu dibayar bersamaan dengan bayar sewa, tapi wajib dibayar sebelum check-in. Deposit nantinya dikembalikan full setelah checkout, jika tidak ada barang-barang di kamar yang rusak atau hilang.
Aplikasi Travelio. Bisa juga buka di browser

Selain soal deposit, yang baru lagi buat saya adalah alur booking. Setelah booking unit dan bayar kamar, akan ada room boy yang menghubungi via WhatsApp ponsel terdaftar. Room boy ini akan mengingatkan dan memandu langkah-langkah selanjutnya sampai mendampingi penyewa untuk check-in dan checkout di lokasi. Setelah itu, maksimal H-1 jadwal menginap, penyewa diharuskan menginput rencana waktu check-in dan checkout melalui aplikasi, mengunggah KTP, memasukkan nomor rekening untuk pengembalian deposit, dan mentransfer deposit. 

Lalu 2 jam atau paling lambat 30 menit sebelum waktu check-in yang telah ditentukan, kita sebagai penyewa, diminta untuk menghubungi room boy-nya, semacam bilang "OTW ya.." via WA. Kalaupun kita lupa kontak, nanti room boy-nya yang bakal hubungi kita untuk kepastian jam kedatangan. 

Dengan kontak-kontakan ini, penyewa yang datang akan disambut room boy sejak turun dari mobil, dibantu dibawakan koper/barang-barangnya, diambilkan kunci akses kamar, diantar ke kamar dan dijelaskan fasilitas serta peraturan apartemen. 

Saat ke sana waktu itu,room boy yang menangani pemesanan apartemen saya namanya Andri. Mas Andri ini masih muda, ramah, sat set dan helpful. Saya late check-in sampai jam 7 malam pun ditunggu dan diladeni dengan sabar. Tidak ada adminstrasi lain yang harus dilakukan di lobi saat datang, jika semua prosedur check-in telah dilakukan.

Kalau saatnya checkout, penyewa diminta mengembalikan access card dengan menaruhnya di ruang mailbox, yang berisi laci-laci bernomor kamar, memoto bukti pengembalian tersebut, dan mengirimkan foto itu ke WA room boy. Cuss tinggal pulang, deposit saya waktu itu kembali masuk rekening H+2 hari kerja setelah checkout
Mailbox

Review Unit Apartemen Tanglin

Saya pilih Tanglin Supermall Mansion, karena terhubung langsung dengan Pakuwon Mall, mall besar yang isinya komplit mulai dari Department Store, Supermarket, toko sepatu, toko perkakas, toko obat, bioskop, optik, salon, resto, dll sampai foodcourt. Jadi, tinggal turun lift bisa langsung ngemol cuci mata... 

Akses mall

Ada beberapa apartemen yang terhubung dengan salah satu mall terbesar di Surabaya ini. Ada Tanglin, Anderson, Benson, Orchard. Lobi depan apartemen untuk Tanglin dan Orchad jadi satu, cuma pintu masuk liftnya aja yang beda.
Lobby Apartemen : ke kiri Tanglin, ke kanan Orchad

Di Travelio saya memilih unit Modern and Homey Studio (no kitchen). Unit ini berada di lantai 5 Apartemen Tanglin Supermall Mansion. Bedanya dengan unit with kitchen, yang no kitchen tidak tersedia kompor untuk memasak. Yaaa karena gak niat masak-masak, tuk apa juga bayar kompor hehehe...

Ukuran kamar studio ini 22 m², dengan queen bed standar yang cukup untuk berdua. Kamarnya dilengkapi dengan AC, lemari baju, kursi & meja rias, meja kursi kecil, TV.
Queen bed

Room

Meski tanpa kompor, fasilitas "kitchen" di unit ini cukup lengkap lho. Ada kitchen set kecil yang menyatu dengan wastafel lengkap dengan sabun dan spons untuk cuci piring, ada kulkas, rice cooker, ketel listrik, microwave. Dalam lemari dapurnya tersedia piring, mangkuk, gelas, cangkir, sendok, garpu, yang memang disediakan untuk 2 orang, lalu ada pisau, gunting, serbet.
Room

Kitchen sink, microwave, kulkas

Selain itu, untuk kebersihan kamar juga tersedia sapu, pel, serok, tempat sampah dan plastik sampah.

Seperti di hotel, kamar mandinya dengan shower air panas, disediakan handuk 2 buah beserta sabun, shampoo dan sikat + pasta gigi.
Bathroom

Saat pertama kali masuk unit, disediakan 2 buah air mineral ukuran 600 ml. Tapi cuma sekali itu aja. Hari selanjutnya kudu bawa bekel sendiri yaa.. 

Secara keseluruhan unit yang saya tempati di lantai 5 itu cukup nyaman, AC dingin, bersih,  komplit dan berfungsi dengan baik semua kelengkapannya. Tapi jujurly, dengan kamar ukuran 22 m² rasanya sih gang senggol ya, berhubung banyak perabot furniturnya. Mau gelar sajadah untuk solat, agak bingung cari space-nya. Maju kena mundur kena haha... 

Liat pemandangan dari balkon lantai 5 cukup menarik juga, apalagi kalau lantainya lebih tinggi. Oya di balkon juga bisa jemur baju karena disediakan gantungan dan penjepit jemuran. 
Pemandangan pagi dari balkon

Pemandangan malam dari balkon

Saya booking 3 malam di apartemen ini lebih banyak di luar kamar sih. Jadwal padat merayaaap... Jadinya ya memang masuk kamar tuk istirahat dan bobo cantik aja. Lingkungan di lantai 5 cenderung sepi. Mungkin orang-orang lebih banyak sewa di lantai yang lebih tinggi. 
Lorong lantai 5

Karena apartemen tak ada fasilitas sarapan seperti hotel, jadi kudu prepare sendiri buat sarapannya. Waktu itu saya beli (tepatnya ditraktir) bekal malam tuk sarapan besok paginya. Jadi pagi pagi tinggal masukin ke microwave sebelum disantap. Hari berikutnya juga begitu, jajan malam untuk bekel besok pagi. 

Untuk makan siang dan malamnya sih lebih banyak di luar apartemen. Pernah sekali makan di food court mall, dan pernah juga order GrabFood (diambil di lobi bawah). 

Dengan perlengkapan kitchen yang cukup lengkap, walaupun tanpa kompor, bisa juga sebenarnya buat semacam Popmie, atau beli lauknya aja dan masak nasi di kamar (jangan lupa sedia beras). 

Fasilitas lainnya di apartemen ini adalah fitness center/gym di lantai dasar dan kolam renang. Kolam renangnya cukup luas dan ada arena tuk bermain anak. Sayangnya selama saya di sana tak sempat pakai kedua fasilitas tersebut. 

Lalu ada laundry yang letaknya dekat fitness center. Jadi, kalau nginep cukup lama dan males nyuci, adanya binatu ini membantu banget. 

Pool

Gym

Laundry

Yang agak me-ribet-kan menurut saya adalah tidak adanya fasilitas parkir mobil/motor untuk penyewa apartemen harian. Parkir gratis hanya diberikan untuk penyewa bulanan/tahunan. Jadi kalau sewa apartemen harian dan bawa kendaraan, siap-siap parkir di area mall dan berbayar. Untungnya saya gak bawa mobil. Keluar masuk apartemen saya pakai taksi online atau dijemput kerabat. 

Untuk biaya menginap di apartemen ini terjangkau banget sih, Rp295.000/malam + cleaning fee Rp110.000 (dibersihkan setelah checkout). Ada tambahan diskon 5% = Rp70.000 karena saya book 4 hari. Oya di aplikasi juga disediakan opsi penambahan akses wifi seharga Rp25.000/hari/2 GB dan jasa kebersihan perhari dengan tambahan biaya. Saya tak berminat ambil keduanya. So, total biaya sewa 4 hari 3 malam include PPN di apartemen ini Rp925.000 atau kurang dari sejuta.

Kesimpulan

Setelah perdana merasakan menginap di apartemen, kesimpulannya saya enggak kapok staycation di apartemen di Surabaya. 

Tapiiii... dengan 2 catatan. Pertama, menginap untuk jangka waktu yang lebih panjang supaya bisa eksplor fasilitas apartemen. Kedua, menginapnya di unit yang lebih luas dari 22 m².

Namun, jika ada budget lebih, saya prefer staycation di hotel sih. 

Pros 
- Harga sewa terjangkau
- Fasilitas kamar maupun apartemen lengkap
- Pintu akses menuju mall
- Unit nyaman dan bersih
- Room boy yang helpful

Cons
- Tidak ada fasilitas parkir untuk sewa harian
- Luas kamar 22 m² kurang memadai
- Tidak ada sarapan
- Room service harian berbayar
- Adanya kebijakan deposit

Ada yang punya pengalaman staycation di apartemen? Berbagi di komen yuuk... 


*)Pict: Travelio & dokpri

Rabu, 14 Februari 2024

Android Yummy Rasa Camilan

#Update artikel ah! 
Android yummy rasa camilan, judul artikelnya aneh ya? Maksudnya mau bahas android apa makanan camilan tuh? Hehehe. Tebak-tebak buah manggis, android memang manis... dia berhubungan erat dengan makanan camilan, atau makanan pencuci mulut (dessert).

Cemil bukan ahli IT ataupun komentator sistem komunikasi, tapi Cemil berusaha update dengan perkembangan teknologi dan karena kebetulan memang suka aja ngikutin berita perkembangan teknologi yang makin mempermudah urusan manusia ini.

Jadi, tulisan ini bukan membahas makanan ya, tapi tentang versi sistem operasi robot hijau Android yang pembaruannya diberi nama-nama unik.


Tahukah kamu, bahwa versi android itu berurut abjad dan diberi nama camilan? Jadi penisirin, kalau udah sampai abjad Z pakai apa lagi yak? 

Sebutan nama camilan untuk sistem operasi Android


Sistem operasi Android dikembangkan berkelanjutan oleh Google dan OHA (Open Handset Alliance). Berikut versi lengkap android dan nama-nama sebutannya yang "manis", yang dimulai dari abjad C:
  • Android 1.0 - 1.4 :tidak bernama
  • Android 1.5 : Cupcake (kue mangkuk)
  • Android 1.6 : Doughnut (donat)
  • Android 2.0 - 2.1 : Eclair (kue soes)
  • Android 2.2 : Froyo/Frozen Yoghurt (yoghurt beku)
  • Android 2.3 - 2.4 : Gingerbread (biskuit jahe)
  • Android 3.0 - 3.2 : Honeycomb (sarang lebah / madu)
  • Android 4.0 : ICS = Ice Cream Sandwich (roti es krim)
  • Android 4.1 : Jellybean (permen jelly)
  • Android 4.4 : Kitkat (coklat wafer)
  • Android 5.X : Lollipop (permen lolipop)
  • Android 6.X : Marshmallow (permen kenyal)
  • Android 7.X : Nougat (permen kacang)
  • Android 8.X : Oreo (merek biskuit)
  • Android 9.X : Pie (kue pai)
  • Android 10.X :Q
  • Android 11.X :Red Velvet Cake (jenis cake warna merah)
  • Android 12.X :Snow Cone (es kerucut salju)
  • Android 13.X :Tiramisu (pencuci mulut rasa kopi)
  • Android 14.X :Upside-down Cake (kue terbalik yang populer di AS, Brazil & Portugal)
  • Dst.
Nyam nyam... Yummy semua kan, camilan sistem operasi itu? Khusus untuk android Q, disebut Q aja. Kenapa ya, apa karena gak ada ide? Hehe.. Padahal ada tuh makanan Perancis Quiche, eh tapi dia asin sih. 

Ponsel android terbaru sekarang umumnya tersemat Android 14. Tapi udah ada kabar bahwa android 15 yang diberi nama V untuk Vanilla Ice Cream akan dirilis Google sekitar Maret 2024. Eaa sebentar lagi tuh. 

Dulu, di Google Campus, ada Android Statue Garden yang setiap dirilis versi baru android, maskotnya diabadikan dalam bentuk patung pajangan. Jadilah halaman Google Campus penuh patung robot hijau bersama camilannya. Lucu deh.. dan kreatif! Sayangnya, setelah ditutup selama wabah Covid, tahun 2022 yang lalu kabarnya taman yang terletak di Mountain View California ini kosong, tak ada lagi patung-patungnya. 

Android_garden
Android Statue Garden
Pict : alamy.com

Seinget Cemil, dulu mulai pertama kali pakai ponsel android itu yang versi Gingerbread, dan yang terkhir sekarang dipake itu beli ponsel versi Pie yang sekarang telah update jadi Tiramisu. Rasanya belum setahunan, sudah ada 3 versi dikeluarkan oleh Divisi Android yang merupakan bagian dari Google Inc. ini.

Untuk apa Android diperbarui sistem operasinya terus menerus? Tentu untuk menjadi makin canggih ya... Seperti sistem operasi lainnya: ios, windows, linux, dll., update terbaru selalu dirilis, sehingga sistem menjadi lebih cepat, lebih aman, lebih hemat daya, tampilan lebih baik, serta menghilangkan bugs atau errors pada versi-versi sebelumnya. Pembaruan sistem juga mengakomodir perkembangan zaman dan kebutuhan konsumen yang berubah-ubah. Kalau ibarat makanan, pembaruan dibuat supaya tidak makan camilan itu itu saja, alias harus ada variasi agar tak bosan.

Nah, untuk ngicip "yummy"-nya sistem operasi Android terbaru, kita tidak selalu harus beli ponsel baru loh ya.. karena kebanyakan merek ponsel menyediakan pembaruan otomatis sistem operasi android pada handset-nya. Tinggal cek pembaruan sistem di menu pengaturan (setting) dan ikuti langkahnya, maka ponsel dapat di-update sistem android terbaru.

So, camilan apa yang ada di ponsel androidmu? Sudahkah diperbarui? Ada yang bisa menebak, sistem operasi android selanjutnya yang berinisial W-X-Y kira-kira nanti camilan manis apa ya?

Senin, 18 September 2023

Kisah Sukses Maman Sulaeman, Pengembang Aplikasi Sekolah, Tanpa Sinyal Tanpa Server


Kreativitas dan inovasi kerap muncul dalam kondisi darurat. Itulah yang dialami Maman Sulaeman, seorang guru SMK di Kabupaten Pekalongan. Di saat keterbatasan pembelajaran akibat pandemi COVID-19, ia berhasil mempermudah penilaian belajar siswanya lewat sebuah aplikasi tanpa sinyal dan tanpa server. 

Masa pandemi sejak awal 2020 memaksa sejumlah sektor termasuk pendidikan, untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru. Dunia belajar mengajar pun berpindah dari sekolah ke rumah, dengan berlangsung secara daring (dalam jaringan) alias online. Internet dan gawai menjadi pendukung wajib proses belajar masa itu. 

Namun, bukan hal yang mudah menerapkan pembelajaran di rumah secara daring. Kendala pertama untuk siswa yang terhambat belajarnya, adalah tidak adanya gawai. Yang kedua, untuk daerah yang memiliki keterbatasan akses internet atau susah sinyal, belajar secara daring tentu menjadi sesuatu yang sulit. 

Hal itu tak hanya menjadi tantangan bagi siswa dan orang tua, melainkan juga menjadi tanggung jawab pendidik dan sekolah, agar hak siswa untuk memperoleh pengajaran dapat tetap terpenuhi. 

Kegiatan Belajar Mengajar Harus Tetap Berjalan

Berbagai kendala belajar daring dialami juga oleh banyak sekolah dan siswa di daerah, salah satunya di SMK Gondang Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Beberapa siswa di sekolah ini tak dapat mengikuti ujian yang dilaksanakan secara daring, karena tidak memiliki akses terhadap sinyal dan server. 

Kesulitan ini mendorong  Maman Sulaeman, guru Teknik Komputer  & Jaringan (TKJ) SMK Gondang Pekalongan, mencari jalan keluar. Ia berusaha agar semua anak didiknya tetap dapat mengakses ujian daring meskipun tanpa sinyal dan tanpa server. 

Maman mengaku gelisah dengan banyaknya kendala yang dihadapi siswa dan sekolah di masa pandemi. Ada yang  tak mampu membeli kuota data internet, ada pula siswa yang bermasalah dengan sinyal karena rumahnya di daerah perbukitan atau dekat dengan SUTET. Untuk masalah ini, bantuan kuota data dari pemerintah tidak dapat menjawab persoalan. 

Selain itu, kendala juga terjadi pada kapasitas server di sekolah yang terbatas, sehingga pembelajaran dan ujian daring berlangsung kurang maksimal. 

Tekad Maman yang kuat untuk mencari solusi dari masalah pengajaran di masa pandemi, membuat pria kelahiran 7 Juni 1986 itu pun berinovasi mengembangkan sebuah aplikasi untuk memudahkan siswa belajar dan mengikuti ujian sekolah secara daring.

Maman Sulaeman, 
pengembang aplikasi TMFCBT 
(IG: @mamansulaeman86) 

Pertengahan tahun 2020, Maman mulai mengembangkan aplikasi ujian daring di internet. Aplikasi ini bersifat terbuka (open source), siapapun dapat memakai dan mengembangkannya sesuai kebutuhan. Aplikasi ujian sekolah tanpa sinyal tanpa server ini dikembangkan Maman dengan bermodalkan laptop sekolah, WIFI sekolah dan kuota bantuan pemerintah. 

Usaha dan tekad Maman pun membuahkan hasil. Ia berhasil menciptakan aplikasi penilaian belajar tanpa sinyal tanpa server yang diberi nama TCExam Mobile Friendly Computers Based Test untuk Asesmen Kompetensi Minimum (TMFCBT for AKM).

Sejak 2016 sebetulnya Maman sudah mengembangkan aplikasi bernama TCExam, yang fungsinya semula hanya untuk ujian berbasis komputer. Di tengah kondisi pandemi pada tahun 2020 itu, Maman, yang gemar menggambar anime ini, kemudian memodifikasi dan memperbarui aplikasi tersebut sehingga dapat dimanfaatkan untuk ujian semester sekolah melalui gawai peserta didik.

Aplikasi ciptaan Maman mulai diujicobakan pada November 2020 kepada sebagian siswa, khususnya yang terkendala jaringan internet karena tinggal di daerah perbukitan. Mereka mengikuti ujian dengan moda darurat, tanpa sinyal tanpa server. 

Penampakan aplikasi ujian sekolah
tanpa sinyal tanpa server

Tahun berikutnya, seluruh siswa di SMK Gondang Pekalongan melakukan ujian secara serentak menggunakan aplikasi belajar tanpa sinyal tanpa server ini. Dengan pembaharuan aplikasi tersebut, seluruh siswa dapat mengikuti ujian sekolah tanpa memerlukan kuota data internet dan dapat diakses tanpa sinyal. Sekolah pun tidak perlu menambah kapasitas server, sehingga hemat biaya. 

Cara kerjanya, siswa ditransfer soal ujian melalui aplikasi percakapan WhatsApp. Hanya saat itu dibutuhkan kuota data dan sinyal. Atau, proses transfer juga dapat dilakukan via bluetooth. Setelah itu, siswa dapat mengerjakan soal ujian tanpa sinyal ataupun kuota data. Ini sangat membantu siswa dan sekolah. 

Berbagi Manfaat dengan Sekolah Lain

Dengan suksesnya pemanfaatan aplikasi penilaian belajar tanpa sinyal tanpa server di SMK Gondang Pekalongan untuk ujian, Maman ingin berbagi manfaat dengan sekolah lain.

maman-sulaeman-tkj-smk-gondang

Mengajar Teknik Komputer 
di SMK Gondang, Pekalongan (Dok.Astra) 


Maman dan siswanya
(Dok: Batik TV) 

Pria yang berpengalaman mengajar Teknik Komputer sejak 2009 ini menyadari bahwa kendala sinyal dan server masih menjadi masalah di banyak sekolah di Indonesia. Dia ingin aplikasi belajar tanpa sinyal tanpa server ini dapat membantu pendidikan anak-anak di Indonesia, di tengah keterbatasan akses sinyal dan server.

Maka, dengan sukarela Maman membagikan aplikasi mode darurat secara gratis ke sekolah yang membutuhkan. Ayah 3 anak ini menyediakan link aplikasi TMFCBT for AKM di media sosial maupun grup Telegram secara terbuka dan dapat diunduh gratis. Grup Telegram yang beranggotakan berbagai sekolah dari berbagai jenjang itu, juga menjadi wadah diskusi dan menyelesaikan permasalahan mengenai aplikasi. Jika ada sekolah atau guru yang terkendala dalam penerapan aplikasi, Maman siap memandu dan membantu memecahkan masalahnya. 

Berkat aplikasi ciptaan Maman, banyak sekolah dan guru yang terbantu. Siswa-siswa SMK Kelautan di Kalimantan misalnya, sangat terbantu untuk mengakses ujian meskipun sedang berada di tengah laut. 

Hingga kini, aplikasi penilaian belajar tanpa sinyal tanpa server ini sudah tersebar ke sekolah-sekolah di berbagai propinsi di Indonesia. Mulai dari NAD, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan. 

Secara ekonomi, aplikasi buatan Maman ini juga membantu sekolah dan orang tua siswa, karena paperless sehingga tidak perlu menarik iuran untuk fotokopi. 

Maman sangat terbuka jika ada sekolah yang memerlukan aplikasi TMFCBT for AKM, karena memiliki kendala yang sama seperti SMK Gondang. Ia berharap sekolah lain pun sama-sama dapat merasakan manfaat dari aplikasi tanpa sinyal tanpa server. 

Raih Penghargaan Astra Satu Indonesia Award

Usaha tak pernah  menghianati hasil. Kerja keras Maman pun berbuah manis. Melalui aplikasi buatannya, ia tak hanya membantu pendidikan anak Indonesia dengan belajar tanpa sinyal tanpa server, dirinya juga berhasil meraih  penghargaan dari PT. Astra Internasional Tbk. Pada ajang 12th SATU Indonesia Awards (SIA) 2021, Maman Sulaeman terpilih sebagai salah satu penerima penghargaan SIA untuk kategori Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi COVID-19. 


Maman Sulaeman di website
Astra Satu Indonesia Award

Para penerima penghargaan SATU Indonesia Awards 2021 tingkat provinsi maupun nasional merupakan peserta yang telah lolos serangkaian penjurian dan seleksi yang ketat terhadap belasan ribu pendaftar. Pengumuman pemenang saat itu dilaksanakan bersamaan peringatan ke-93 tahun Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2021.

Melalui ajang bergengsi itu, Maman yang sudah 10 tahun mengabdi di SMK Gondang, ingin memberi contoh dan inspirasi kepada siswa maupun anak muda, bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk maju. 

Sia-sia jika masa muda tidak kita isi dengan ilmu dan keterampilan yang berguna untuk kehidupan kita – Maman S.

Saat ini masih ada asa Maman yang ingin diraihnya. Ia berharap, ke depannya aplikasi tanpa sinyal tanpa server menjadi alternatif standar pendidikan Indonesia. Maman juga terus memperbarui dan mengembangkan aplikasi buatannya itu agar dapat dijadikan referensi bagi Dinas Pendidikan serta digunakan di semua sekolah di Nusantara. 

#SemangatUntukHariIniDanMasaDepanIndonesia #KitaSATUIndonesia

***


Rabu, 30 November 2022

Pesan dari Pulau Pramuka: Indonesia Bisa Bebas Sampah

Saat ini banyak paket wisata Pulau Pramuka menawarkan keindahan resort, snorkeling, scuba diving, memancing, serta jelajah pulau untuk menikmati keasriannya. Siapa sangka, dibalik kecantikannya, pulau di Utara Jakarta ini pernah punya isu lingkungan pelik.

Pantai di Pulau Pramuka
(Pict : pulauseribu.co.id)

Pulau Pramuka, salah satu pulau di gugusan Kepulauan Seribu merupakan pusat administrasi serta pemerintahan dari Kepulauan Seribu. Dahulu masyarakat setempat seringkali menyebutnya dengan nama Pulau Elang karena konon terdapat banyak burung elang bondol di pulau ini. Penyebutan nama Pulau Pramuka muncul seiring maraknya penyelenggaraan kegiatan Pramuka di pulau tersebut, sebelum ada Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta.

Seperti daerah lainnya, sampah menjadi salah satu masalah di Kepulauan Seribu DKI Jakarta, karena setiap harinya kepulauan ini memproduksi sekitar 40 ton sampah. Pulau Pramuka pun turut berkontribusi menghasilkan sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Akhir Bantar Gebang.

Lautan Sampah di Teluk Jakarta
(Pict : kompas.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

Srikandi Pejuang Lingkungan di Pulau Pramuka

Mahariah, adalah penggagas komunitas Rumah Hijau di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Guru Madrasah Ibtidaiyah ini menyaksikan bagaimana awalnya sampah plastik mampir dan merusak kelestarian lingkungan tempat tinggalnya. Saat ada banjir besar melanda Jakarta, sebagian besar tanaman bakau di Pulau Pramuka mati akibat gempuran sampah plastik kiriman. Namun ia mengamati, itu bukan hanya karena kiriman, gunungan sampah itu selalu ada, karena masalahnya juga berasal dari masyarakat pulaunya sendiri yang sering membuang sampah ke laut.

Dari situ tercetus niat Mahariah untuk membuat gerakan membersihkan sampah dari laut serta bagaimana mendaur ulang sampah agar memiliki nilai ekonomi, melalui komunitas yang dibangunnya. Dari komunitas Rumah Hijau yang berdiri tahun 2015 itu, lahirlah gerakan 'Pulauku Nol Sampah' di Pulau Pramuka.

Aktivitas Para Ibu Mengumpulkan Sampah
(Pict : Booklet KBA DSA)

Di waktu luang atau akhir pekan, Rumah Hijau rutin melakukan aksi peduli lingkungan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan warga sekitar, khususnya terhadap bahaya sampah plastik. Dalam setiap aksinya, komunitas ini melibatkan ibu-ibu dan anak muda warga Pulau Pramuka. Ada tiga macam kegiatan yang dilaksanakan di Rumah Hijau yaitu:

  • memilah sampah dari rumah
  • menanam tanaman yang dapat dimakan
  • mendaur ulang sampah menjadi kerajinan yang bernilai ekonomi.

Untuk sampah daun (organik) diolah menjadi pupuk. Sedangkan sampah yang tidak bisa dimanfaatkan, akan dijual ke pengepul sebagai tabungan bagi nasabah bank sampah.

Menurut Mahariah sebelum ada gerakan ini, setiap harinya petugas TPS mengangkut sampah rumah tangga dari 200 gerobak motor (germor). Namun sejak kehadiran Rumah Hijau,jumlah sampah menurun hingga 140 germor perhari atau setara 1 ton sampah.

Ihtiar srikandi lingkungan ini terus dilakukan tanpa henti. Pelan tapi pasti, anggota Rumah Hijau berangsur bertambah, dari semula hanya 9 keluarga, menjadi sekitar 40 keluarga yang aktif terlibat dalam kegiatan pelestarian lingkungan di Pulau Pramuka.

Mahariah, penggerak aksi lingkungan di P. Pramuka
(Pict : mediaindonesia.com/Sumaryanto Bronto)

Selanjutnya, aksi peduli lingkungan yang lebih variatif dilaksanakan, seperti penanaman bibit bakau dan terumbu karang, hingga penanaman tumbuhan hidroponik untuk memanfaatkan pekarangan. Tidak hanya itu, dengan bantuan komunitas pecinta lingkungan lainnya, mereka juga menawarkan paket ekowisata yang menyelipkan program edukasi konservasi. Wisatawan yang berlibur ke Pulau Pramuka diajarkan cara mendaur ulang sampah plastik, menanam bakau serta terumbu karang. Tujuannya agar para pelancong memiliki kepedulian terhadap kelestarian alam dan lingkungan.

Panorama Terumbu Karang
(Pict : pulau-pramuka.com) 

Di Pulau Pramuka, Sampah Plastik jadi Cuan

Upaya Rumah Hijau mengelola sampah plastik di Pulau Pramuka perlu diacungi jempol. Komunitas ini mengupayakan dua jenis metode dalam pengolahan sampah plastik seperti kantong, bungkus mi instan atau bungkus detergen, dan sedotan, Pertama, dengan mendaur ulang sampah plastik tersebut menjadi aneka kerajinan tangan, mulai dari gantungan kunci, aneka hiasan, hingga tas tangan.

Metode kedua adalah dengan menjadikannya bata ramah lingkungan yang dikenal sebagai eco brick. Pada metode ini, botol plastik diisi dengan berbagai macam sampah plastik yang telah dicacah kecil-kecil hingga padat. Kemudian eco brick direkatkan dan dibentuk menjadi berbagai macam peralatan rumah tangga seperti meja, kursi, atau hiasan dinding hingga menjadi bahan bangunan. Eco brick dengan berat di atas 600 gram dapat dihargai Rp3.000 perbuahnya.

Dengan kedua metode itu, Mahariah dan segenap masyarakat Pulau Pramuka berharap agar sampah plastik tidak lagi mencemari lingkungan pulau mereka. Malahan masyarakat dapat terangkat ekonominya melalui penjualan kerajinan tangan dari daur ulang sampah plastik yang diproduksi bersama. Menurut Mahariah yang meraih penghargaan Kalpataru tahun 2017 ini, kerajinan dan eco brick dari Pulau Pramuka banyak permintaan, bahkan sampai ke Belanda.

Menjadi Kampung Berseri Astra

Sejalan dengan kegiatan positif Mahariah dan komunitasnya, Astra memfasilitasi berbagai kegiatan pengembangan masyarakat yang mengacu pada empat pilar kontribusi sosial Astra yang berkelanjutan, yakni kesehatan, pendidikan, lingkungan dan kewirausahaan. Pulau Pramuka pun didaulat menjadi bagian dari Kampung Berseri Astra (KBA) pada tahun 2015. Total KBA saat ini ada 170 desa yang tersebar di seluruh Indonesia.

Di bidang lingkungan, kegiatan KBA Pulau Pramuka berfokus pada pengolahan sampah dan ketersediaan air bersih. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengelolaan bank sampah, dan pengumpulan sampah non organik untuk menghasilkan pemanfaatan daur ulang botol plastik seperti yang sudah dilakukan komunitas Rumah Hijau.

Baca juga:Tersesat Menyenangkan di Kampung Labirin

Selain itu, dilakukan upaya untuk mengurangi limbah plastik dengan mengolah sampah plastik melalui mesin pirolisis yang akan menghasilkan bahan bakar diesel atau solar. Pirolisis adalah proses dekomposisi senyawa organik yang terdapat dalam plastik melalui proses pemanasan dengan sedikit atau tanpa melibatkan oksigen. Mesin pirolisis tidak memerlukan listrik yang besar sehingga mesin ini dapat mudah digunakan oleh masyarakat.

Sejak September 2020, Astra telah melakukan pembinaan pemanfaatan mesin pirolisis yang salah satu di antaranya adalah di KBA Pulau Pramuka. Sampah plastik yang diolah ke dalam mesin pirolisis ini dapat memenuhi kebutuhan para masyarakat setempat, salah satunya menjadi bahan bakar kapal untuk nelayan, serta dapat dijjual seharga Rp6.000 – Rp6.500 per liter.

KBA Pulau Pramuka dengan gerakan Pulauku Nol Sampah berhasil mewujudkan kontribusinya menyelamatkan pulau dari gempuran sampah. Ia menjadi pesan bagi seluruh Nusantara bahwa selalu ada jalan untuk penanggulangan sampah. Dan pada akhirnya, kesadaran serta gerakan masyarakat lokal pula yang kembali memberi manfaat bagi seluruh lingkungan. 

#BangkitBersamaUntukIndonesia
#KitaSATUIndonesia


Daftar Pustaka:
https://www.solopos.com/mantap-astra-ubah-517-ton-sampah-plastik-jadi-solar-1245832
https://www.kompasiana.com/rakyatjelata/5fe1b6118ede485eb22c4122/pulauku-nol-sampah-inspirasi-pengelolaan-sampah
https://pojokoto.com/kampung-berseri-astra-pulau-pramuka-bikin-laut-bersih-dari-sampah-plastik
https://swa.co.id/swa/csr-corner/mengenal-lebih-dekat-kba-di-pulau-pramuka
Booklet KBA-DSA

Rabu, 12 Oktober 2022

Segenggam Asa Napak Tilas ke Banyuwangi bersama Teman Hidup Traveloka


Banyuwangi. Kabupaten di ujung Timur Jawa ini punya tempat tersendiri di hati saya. Di tempat ini Bapak (almarhum) dibesarkan. Namun saya sedih, karena sepanjang Bapak masih hidup, saya belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di sana. Pun sampai sekarang, saya yang berdiam di pulau Jawa ini belum menyempatkan diri untuk mampir ke daerah asal Bapak itu. 

Sebetulnya asa untuk menyambangi Banyuwangi sudah ada sejak 3  tahun silam. Entah kenapa ada niat membuncah untuk sowan ke sana, ingin silaturahim dengan keluarga Bapak  yang masih ada, sambil menelusuri jejak keluarga. Napak tilas ini buat saya seru, karena saya bakal punya banyak cerita yang dapat dibagikan pada anak-anak maupun di blog. Sayangnya harapan itu belum terwujud, dan saya kerap menertawai diri sendiri, karena beratnya langkah kaki ini. Kok beranjak dari Barat ke Timur aja enggak jadi-jadi? Hahaha...

Ceritanya, ada sekian alasan mengapa saya belum ke Banyuwangi. Yang paling klise adalah kesibukan pekerjaan, lalu tak ada teman jalan dan tidak ada budget. Tiga tahun yang lalu sejak asa itu muncul, saya mulai membuat planning.  Saya niat menyisihkan uang untuk budget travel ke Banyuwangi, dan mencari waktu yang tepat untuk cuti. Lalu saya berencana akan mengajak Ibu nanti. Meski sudah sepuh, Ibu masih kuat dan bersemangat, pasti Ibu juga happy diajak napak tilas ke tempat masa kecil Bapak.

Kemudian, terjadi hal yang tak pernah terbayangkan di benak siapapun. Pandemi COVID -19, yang kehadirannya melibas semua aktivitas, tak terkecuali pariwisata. Tidak ada kata travel untuk 2 tahun terakhir, bahkan untuk mudik bertemu keluarga juga dilarang.

Nah kini saat kondisi mulai pulih, saatnya mulai lagi menggenggam rencana napak tilas yang tertunda itu untuk kembali diwujudkan. 

Mengapa Banyuwangi? 

Meski belum pernah menginjakkan kaki ke Banyuwangi, saya cukup melek tentang kabupaten yang berbatasan dengan Selat Bali itu. Keingintahuan saya terhadap Banyuwangi memang akhirnya membuat saya sering berselancar di internet dan mencari banyak informasi tentang daerah ini. 

Di bawah ini adalah tiga alasan yang membuat saya punya harapan besar untuk singgah ke Banyuwangi. 


1. Napak tilas sejarah keluarga Bapak

Seperti saya ceritakan di atas.  Ada asa yang besar di dada ini untuk setidaknya sekali saja berkunjung tempat Bapak dibesarkan. Masih ada beberapa saudara Bapak di sana, tepatnya di Kecamatan Genteng. Saya ingin menyambung  silaturahmi dengan saudara-saudara itu, meski tidak kenal dekat.

Sebagaimana sebuah hadits mengatakan : "Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturahim," (HR. Bukhari – Muslim) - saya percaya pasti ada hikmah positif jika saya mempererat kembali tali persaudaraan. 

Oya di sana saya juga ingin ziarah ke makam Mbah, orang tua Bapak yang belum pernah saya temui satu kalipun. Ini karena saat saya lahir, Bapak sudah yatim piatu. 

2. Eksplor Pesona Wisata Alam Banyuwangi

Banyuwangi merupakan kabupaten terbesar di pulau Jawa. Luas wilayahnya mencapai 5.782,5 km² atau lebih luas dari pada pulau Bali yang punya luas 5.636,7 km² (sumber: Wikipedia). Berbatasan dengan Selat Bali dan Samudera Hindia, kabupaten ini memiliki banyak pantai eksotik sebagai destinasi wisata. 

Beberapa pantai yang populer di kalangan wisawatan adalah pantai Boom, Pantai Plengkung, Pantai Pulau Merah, Pantai Wedi Ireng, Pantai Tabuhan. 

Pantai Pulau Merah (Pict : Traveloka) 

Wisata alam lainnya yang hits di kabupaten penghasil buah naga ini adalah: 

- Taman Nasional Alas Purwo. Taman Nasional yang berbatasan dengan Pulau Bali ini memang lebih terkenal dengan keangkerannya. Namun di dalamnya penuh dengan keanekaragaman hayati serta fauna dan berbagai jenis burung. Di pesisir pantainya bisa ditemukan beberapa jenis penyu yang menggemaskan. 

- Kawah Ijen. Adalah sebuah danau kawah bersifat asam yang berada di puncak Gunung Ijen dan merupakan danau air asam terbesar di dunia.  Di dalam Kawah Ijen terdapat fenomena eternal blue fire atau api biru abadi yang cuma ada dua dunia, yaitu di Ethiopia (gunung Dallol) dan gunung Ijen. Ah, keren sekali. 

Kawah Ijen dengan Eternal Blue Fire (Pict: Traveloka) 

- Bangsring Underwater. Merupakan destinasi ekowisata berbasis konservasi terumbu karang dan ikan ini terdapat di desa Bangsring Kabupaten Banyuwangi. Di tempat ini kita bisa melihat keindahan panorama terumbu karang di dalam perairan Bangsring, bahkan ada fasilitas berenang dengan hiu! 

Dan masih banyak lagi wisata alam di Banyuwangi, berupa air terjun, savanna, juga waduk. Jadi terbayang-bayang serunya mengunjungi itu semua. 

3. Mengajak teman hidup melihat kembali dunia

Saya berniat mengajak Ibu untuk rencana saya menyambangi Banyuwangi. Ibu adalah teman hidup yang paling berjasa dalam hidup saya, dan mimpi besar saya adalah membahagiakan Ibu di masa tuanya. Saya tahu, saat ini bukan materi yang membuat Ibu bahagia. Tapi lebih kepada kesehatan, baik fisik dan jiwa. 

It's me with #TemanHidup 

Dengan kondisi pandemi yang berangsur pulih seperti sekarang, inilah waktu yang tepat untuk semua orang #LihatDuniaLagi, termasuk mengajak Ibu travelling

Pergi ke Banyuwangi tak sekedar refreshing melihat dunia, tapi sekaligus membangkitkan memori yang indah tentang Bapak maupun keluarganya. Semoga niat kecil saya ini dapat membahagiakan jiwa Ibu seperti yang saya harapkan. 

Rencana Booking Hotel di Banyuwangi

Karena keluarga Bapak ada di sekitar Kecamatan Genteng, saya ingin staycation di sekitaran situ. Saya berselancar di Traveloka, dan menemukan penginapan yang pas untuk saya dan Ibu, yaitu MyHome Homestay Syariah, yang berada di wilayah Gambiran, Banyuwangi. Lokasinya kalau dilihat dari Google Map terletak sekitar 11 km dari kecamatan Genteng. 

Lihat review pengunjungnya, homestay ini dapat nilai 9,1 lho, pasti Ibu suka karena dari ulasannya banyak menyebut tempat ini bersih dan homey, serasa di rumah. 


Fasilitas MyHome Homestay Syariah
(Pict: Traveloka) 

Jika booking sejak sekarang, harganya sangat terjangkau mulai dari Rp148.500 per malam, bahkan saat peak season akhir tahun. Room terbesar tipe A, tarifnya Rp348.500 per malam, dengat luas kamar 56 m². Wow, very affordable untuk saya yang berniat staycation bersama Ibu selama 5-7 hari di sana. 

Saya sangat berterima kasih kepada Traveloka karena begitu memudahkan rencana perjalanan selama ini. Saya termasuk pengguna setia Traveloka sejak 2015. Aplikasi ini tak hanya menyediakan tiket pesawat murah dan transportasi lainnya, tapi juga untuk booking hotel murah, aneka atraksi, sampai pembelian pulsa dan paket data. Kini, Traveloka makin komplit dengan adanya fitur rekomendasi dan order aneka kuliner via Traveloka Eats, pembayaran berbagai tagihan rutin , tiket bioskop, hiburan lain hingga kebutuhan finansial. 

So simple, karena semua ada di satu genggaman SuperApp Traveloka, yang dapat diakses di mana pun dan kapan pun. Tampilan pengguna Traveloka juga mudah dimengerti, bahkan untuk fitur-fitur baru yang terus berkembang. Yang paling menyenangkan, selalu ada saja promosi di Traveloka yang membuat budget perjalanan makin hemat. 

Selalu ada promosi di Traveloka

Kembali ke niat saya untuk bertandang ke Banyuwangi, saya jadi mupeng lihat paket Tour Amazing Banyuwangi 3D 2N di Traveloka Xperience. Itinerary tour ini termasuk mengunjungi Kawah Ijen, Bangsring dan Tabuhan Underwater, pantai Pulau Merah, hutan Jawatan, savanna di Taman Nasional Baluran.  Aduh... Ini sih wishlist saya semua tuk lihat dunia dari Banyuwangi. All in dengan hotelnya paket ini dibanderol Rp 4,9 jutaan per pax. Let's go lah berangkat! Hehe.. 


Yuk ‘#LihatDuniaLagi dan bikin #StaycationJadi’ dengan Traveloka! Langsung meluncur ke Traveloka lewat link ini: https://trv.lk/kompetisi-lihatdunialagi-bloggerperempuan